Judul
Buku : Biasa Bercerita
Penulis : Nana Tedja
Penerbit :
Erlangga
Tahun
Terbit : 2007
Ukuran : 17,5 × 11 cm ; 176 halaman
Harga : Rp. 28.500,-
No
ISBN :
(13)
978-979-015-257-1
Dalam
buku kumpulan cerpen yang berjudul “Biasa Bercerita” ini terdiri dari Sembilan
cerpen. Cerpen pertama adalah “Ayah Durhaka”,
cerpen ini mengisahkan seorang ayah yang mempunyai watak keras dan suka menganiaya keluarganya
sendiri, bahkan pacar dari anaknyapun dibunuh hanya karena suatu perbedaan
keinginan. Yang kedua “Buku Biru” di sini
menceritakan seorang anak bernama Dito yang menemukan diary ibunya dan ternyata
buku tersebut merupakan rahasia di masa lalunya dan sebagai jawaban untuk Dito
atas semua masalahnya yang sedang terjadi. Cerpen yang ketiga “Lilin-lilin Kecil” cerpen ini menceritakan sorang bidadari- bidadari
kecil yang dijadikan pelacur oleh orang tuanya sendiri, selain itu perangkat
desa juga terlibat dalam kasus ini. Selanjutnya, “Para Pembantu” ini
menceritakan seorang majikan yang mempunyai berbagai pembantu yang aneh dan
lucu. Kemudian “Keyakinan Wage” penderitaan yang tak kunjung usai
mengakibatkan wage membunuh orang lain, istrinya dan dirinya sendiri demi keyakinan
wage yang tak terwujud untuk membangun kembali keluarganya. Yang keenam “karma
Sudra” merupakan cerpen yang mengisahkan cinta buta membawa celaka. Yang
ketujuh “Hadiah Ultah Untuk Papa” menceritakan kasih yang tak sampai, hingga
suatu hari Ladya lebih memilih bunuh diri sebagai hadiah untuk ayahnya yang
tidak pernah mengerti dan saying kepada Ladya. Delapan “Cerita Dokter Ardi”
mengisahkan tentang dampak perselingkuhan dan kekerasan pak Ardi terhadap
keluarganya. Dan yang terakhir adalah “Si Cantik Medeline” mengisahkan tentang
hilangnya keterpurukan Medeline saat bertemu dengan sang pujaan hati.
Dari
Sembilan cerpen tersebut bagi saya yang paling bagus adalah Hadiah Ultah Untuk
Papa karena disini cerianya menharukan dan kita seolah-olah berada dalam cerita
tersebut, selain itu dari cerpen tersebut dapat dicari berbagai unsur
instrinsik dengan mudah. Sebagai contoh
amanat dari cerpen tersebut adalah intinya kita harus menyayangi semua orang
dan jangan sampai kita membedakan satu sama lain yang mengakibatkan mental
seseorang jatuh dan bunuh diri.
Buku
tersebut sebagian besar menceritakan tentang percintaan yang berisi tentang
berbagai macam masalah cinta baik didalam keluarga maupun terhadap orang lain.
Itulah mengapa saya memilih judul konflik cinta.
Penulis
dari cerpen ini adalah Nana Tedja. Nana
lahir di Yogyakarta, 28 September 1971. Dari sejak duduk di bangku SMP
(1984), Nana suka menulis untuk majalah dinding sekolah. Dan dia mulai serius
menulis sejak tahun 2001, saat bekerja sebagai penulis skenario sinetron tetap
di PT.TRIWARSANA Jakarta. Selain itu, dia juga bekerja sebagai penulis freelance di beberapa rumah produksi di
Jakarta, antara lain yaitu di Milenium Visitama, dengan Kisah-Kisah Misteri
(KISMIS) tayangan RCTI, dan Multivision Plus. Tahun 2003, Nana memutuskan unutk
kembali ke Jogja yaitu bekerja sebagai penulis skenario sinetron tetap
dilakoninya secara freelance. Dia
banyak menulis cerita pendek yang dimuat di harian lokal Kedaulatan Rakyat. Nana aktif menyutradarai beberapa pentas
monolog, membaca puisi, dan sampai hari ini masih aktif menullis novel, naskah
teater, sajak dan puisi. Nana yang sempat mengenyam pendidikan politik di
Filiphina, berpendidikan terakhir di Universitas Atma Jaya Jogja. Kini dia
tinggal di jogja bersama suaminya, Daniel Barito, dan putra-putrinya, Michael
Tico Majanateja (3 tahun), Nadja Madamungga (21 tahun). Kegiatan yang lain
adalah aktif melukis dan berpameran lukisan baik tunggal maupun bersama, di
dalam dan di luar negeri, sejak tahun 1996 sampai sekarang. Terhitung mulai
tahun 2004, mengelola dan mendirikan galeri seni nirlaba yaitu “Galeri Biasa”
di Jogja.
Nana
terinspirasi membuat cerpen saat dia merantau mencari ilmu seperti di Filipina,
Singapura dan Yogyakarta, jadi bagi para pembaca berinspirasilah untuk membuat
sesuatu karya baru dimanapun berada.
Buku
kumpulan cerpen ini termasuk buku fiksi remaja karena setiap cerpen mengisahkan
kehidupan yang tidak nyata. Buku ini ditujukan untuk para remaja karena
biasanya para remaja suka dengan cerpen ataupun novel. Dan diharapkan kepada
para remaja untuk tidak melewatkan buku ini karena dengan membaca buku ini kita
dapat meningkatkan imajinasi dan inspirasi dalam membuat sebuah karya baru dan para
pembaca diharapkan memberikan saran yang membangun untuk karya mendatang supaya
karya ini dapat diminati banyak orang.
Dari
setiap cerpen menceritakan begitu jelas, padu dan sangat menarik. Bagi siapapun
yang membaca buku ini pasti tidak bakalan bosen. Selain itu isi dari buku ini
juga sangat bagus dan mempunyai ending yang membuat suasana hati kita jadi ikut
terbawa, dalam pemilihan judul juga sangat sesuaidengan isinya. Sehingga dapat
dikategorikan bahwa buku ini sangat berkualitas. Dalam penggunaan bahasapun
sangat baik karena buku ini menggunakan Bahasa Indonesia dan sedikit Bahasa
Inggris yang mudah dipahami oleh siapapun serta tanpa adanya logat lain.
Selain
organisasi buku yang lengkap, isi buku yang menarik, dan bahasa yang baik. Buku
ini mempunyai kelebihan lain yaitu di setiap awal dan akhir cerpen terdapat
ilustrasi dan puisi yang memacu pada cerita cerpen tersebut.
Untuk kelemahan mungkin tidak
ada, karena menurut saya semuanya sudah lengkap baik cover, pembuka, isi,
kepengarangan ataupun yang lainya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa karya Nana Tedja all
the best . . . .
Jangan lupa pada koment yach. . . .